Pages

Rabu, 24 Oktober 2012

Terbentuknya Kabupaten Bolaang-Mongondow Dari 4 Swapraja / Kerajaan



SEJARAH TERHAPUSNYA PEMERINTAHAN BERSTATUS SWAPRAJA / KERAJAAN-KERAJAAN DIGANTI PEMERINTAHAN DEMOKRASI PILIHAN RAKYAT DENGAN TERBENTUKNYA DAERAH TINGKAT II KABUPATEN BOLAANG-MONGONDOW
Sebagai hasil Konferensi Meja Bundar (K.M.B) yang diselenggarakan di Den-Haag Nederland pada pertengahan tahun 1949 yang membentuk bekas jajahan Hindia-Belanda, Tanah Air dan Bangsa Indonesia menjadi Negara Republik Indonesia Serikat (R.I.S) terdiri dari Negara-Negara Bangsa antara lain Negara Indonesia Timur (N.I.T) dengan Staateblad 1946 No.7 buah ciptaan Van Mook Konferensi Den Pasar, maka sesudah kedaulatan diserahkan pada Pemerintah R.I.S tanggal 27 Desember 1949 berkecambuklah perebutan faham penganut Federalisme disatu pihak dan Unitarisme dilain pihak yang kemudian menjelma dalam pertarungan Revolusi diseluruh pelosok Tanah Air, diantaranya dalam Daerah Bolaang-Mongondow berintikan party-party politik dan kumpulan-kumpulan Sosial terutama P.S.I.I , P.N.I , Muhammadiyah, Gerakan Indonesia Merdeka (GIM), Kerukunan Wanita Indonesia (Kerwani), Persatuan Guru Indonesia (Pergindo), Persatuan Pegawai Indonesia (Perpibom), Serikat Buruh Indonesia (Serbibom), Persatuan Sopir Indonesia, Siap Kaum Tukang (Sikat), Persatuan Pemuda Indonesia (P.P.I), Serikat Pegawai Kesehatan (S.P.K) dan Persatuan Pemuda Masehi (K.P.M) kesemuanya 13 (tiga belas) Organisasi, yang sebelum penyerahan Kedaulatan Organisasi-Organisasi  tersebut bergabung dalam satu wadah perjuangan GAPRIBOM ( Gabungan Party-partay Rakyat Indonesia Bolaang-Mongondow) terbentuk pada tahun 1946 dengan tujuan menuntut kemerdekaan penuh bagi Negara Republik Indonesia yang bersatu menentang aliran REKAVER-BAND yang menganut politik tetap bernaung di bawah Mahkota Kerajaan Belanda seperti adanya gerakan TWAPRO di Minahasa dan mempunyai  cabang di kotamobagu tepat pada tanggal 1 Mei 1950 ketika memperingati Hari buruh dan dipimpin oleh Julian Pinontoan  o.a  dari Speritbom (Buruh Pertambangan omev Tabongon), Organisasi-Organisasi  Party-Party  tersebut di atas menyesuaikan diri dengan tuntutan  dan jalanya Revolusi  dengan menyatakan :
a).  Membubarkan  N.I.T  dan bergabung dengan  R.I  Kesatuan Pusat Jokyakarta;
b). Menghapuskan  Swapraja, tidak mengakui lagi Dewan Raja-Raja  Kerajaan dalam Onderafdeeling Bolaang-Mongondow yang di bentuk dengan Federasi-Statuut tanggal 20 Agustus  1948 No.B 17/1/8 hasil komferensi  4 kerajaan, yaitu Bolaang-Mongondow, Bolang Uki, Bintauna dan Kadaipang besar  bertempat di  Boroko pada tanggal 8 Maret 1948;
Namun orang yang  mengaku dan mengangkat diri sendiri sebagai pimpinan  adalah Pinontoan bartindak semena-mena sekehendak hatinya  mengarah pada Anarchisme mau  berkuasa  sendiri , terpaksa hari itu juga Pinontoan dan pengikutnya di tangkap dan senjatanya  dilucuti lalu dijebloskan dalam  tahanan oleh pihak  Polisi keamanan di kotamobagu dan  sebagai akibat  peristiwa ini  besoknya  tanggal 2 Mei  1950 atas inisiatif beberapa Pimpinan Party  yang bergabung dalam  GAPRIBOM  dikoordinir  Barisan Pemuda  berintikan  P.P.I sebagai tulang punggung  Perjoangan mengambil  alih kedudukan kekuasaan  Pemuda-Pemuda dari Minahasa  ( lihat buku karangan versi H.M Taulu dan  A.U Sepang  tentang Sejarah Bolaang-Mongondow ).  Anggota-anggota  P.P.I  Bolaang-Mongondow  ini terdiri :
Iman Mordo dan  Abdurahman  Mokombang  sebagai Pimpinan  berangotakan  antara lain : Hajir Imban, Samin Imban, Kamal Dolot, Janius C. Mokoginta, Mutu Mokoginta, Alipaha S. Mokoginta, Ismail Tolat  dan lain-lain yang tak sempat  disebut lagi  satu per satu, sedang di tingkat Kecamatan-Kecamatan dan  Desa-Desa kegiatan  Pemuda berjalan aktif selalu siap siaga menjaga keamanan dan  lingkungan masing-masing, karena  maklum keadaan jiwa  dan semangat Revolusi sudah merayap dan menggelora pada tiap dada Pemuda Revolusioner, sehingga semua  Badan Pemerintahan  dan aparatnya sudah lumpuh  baik Tingkat D.K.S.U (Dewan  Kepemerintahan  Sulawesi Utara  berpusat di Gorontalo, dalam Badan mana Daerah Bolaang-Mongondow di Sub-Ordinasikan) baik Dewan Raja-Raja Kerajaan Bolaang-Mongondow, sejak bulan Januari 1950 menjadi Inpotent, justru Ketua dan anggota-anggotanya tidak berada di tempat, malah Wakil-Wakil yang  ditunjuk tidak bertanggung-jawab, mengakibatkan terhitung  bulan Januari 1950 itu kepemerintahan sehari-hari  mau tak mau dijalankan secara kekuasaan Tunggal oleh Sdr. F. P MOKODOMPIT  yang sebelumnya hanya berfungsi  sebagai Patih diperbantukan, dalam keadaan mana beliau mencurahkan segenap tenaga dan fikiran menampung segala aspirasi rakyat serta mengatasi  gangguan keamanan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab Pemuda-Pemuda avon-turir, menyebabkan kedudukan Sdr. F. P. MOKODOMPIT dikukuhkan oleh K.N.I Bolaang-Mongondow dalam sidangnya pada tanggal 7 Mei 1950 sabagai Ketua Dewan Pemerintah, disamping Sdr. M. J. Manoppo dan sdr. M. R. Manoppo masing-masing sebagai anggota.
Adapun tuntutan Pemuda untuk merubah / merombak Struktur Pemerintahan Swapraja yang berbentuk Dewan Raja-Raja segera dihapuskan dan diganti dengan Pemerintahan Demokratis menurut pilihan rakyat secara langsung mendapat puncaknya pada tanggal 4 Mei 1950